Cari Blog Ini

METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

METODOLOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Anin Nurhayati, M.Pd.I/ Dr. Sokip, M.Pd.I


Disusun Oleh:
Meilinda Cahyaningrum
NIM. 175415018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PASCASARJANA IAIN TULUNGAGUNG
JUNI 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. [1]
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia. [2]
Setiap sistem lingkungan atau setiap kegiatan belajar-mengajar selalu memiliki tujuan yang pada akhirnya ingin dicapai. Tujuan-tujuan belajar yang pencapaiannya diusahakan secara eksplisit dengan tindakan instruksional tertentu dinamakan instructional effect yang biasanya berupa pengetahuan dan keterampilan.[3] Kaitannya dengan bahasa Arab, maka yang menjadi instructional effect dari kegiatan belajar-mengajar bahasa Arab adalah mengetahui tentang kaidah-kaidah bahasa Arab serta keterampilan-keterampilan berbahasa Arab yang meliputi keterampilan istima’ (mendengar), qira’ah (membaca), kalam (berbicara), dan kitabah (menulis).
Sedangkan tujuan-tujuan belajar yang merupakan hasil pengiring, yang tercapainnya karena siswa “menghidupi” suatu sistem lingkungan belajar tertentu, seperti kemampuan berfikir kritis dan kreatif atau sikap terbuka menerima pendapat orang lain, dinamakaan nurturant effect.[4] Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut baik yang instructional effect maupun nurturant effect seorang guru yang baik dan profesional memerlukan sebuah pengetahuan dan kemampuan terkait metodologi pengajaran bahasa Arab. Karena tanpa adanya pengetahuan tentang metodologi pengajaran yang baik, maka tidak akan pula terbentuk suatu sistem lingkungan yang baik. 
B.       Rumusan Masalah
1.        Bagaimanakah pengertian metode dan metodologi dalam pembelajaran Bahasa Arab?
2.        Bagaimanakah perbedaan antara pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran bahasa Arab?
3.        Bagaimanakah macam-macam pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab?
4.        Bagaimanakah macam-macam metode dalam pembelajaran bahasa Arab?
5.        Bagaimanakah macam-macam teknik dalam pembelajaran bahasa Arab?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode dan Metodologi dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Metode secara terminologis berarti cara, jalan, sistem, mazhab, haluan, keadaan, tiang tempat berteduh, orang mulia, goresan (garis pada sesuatu). Sedangkan pengertian metode secara terminologis adalah teknik pendidik di dalam manyajikan materi pelajaran ketika terjadi proses pembelajaran. Dengan demikian, maka metode adalah aspek teoritis yang dapat memotivisir suatu proses aktivitas pembelajaran secara maksimal dan ideal, dengan ungkapan lain bahwa metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan, namun ia bukan merupakan tujuan akhir pembelajaran suatu bahasa, karena metode itu sendiri bersifat prosedural.[5]
Adapun berdasarkan etimologinya, istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos yang berarti cara atau jalan, dan logos yang berarti ilmu. Sedangkan secara semantik, metodologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Metodologi pembelajaran bahasa Arab adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa Arab agar mudah diterima, diserap dan dikuasai anak didik dengan baik dan menyenangkan. [6]
Menurut Yusuf dan Anwar metodologi searti dengan kata metodik (methodentic) yaitu suatu penyellidikan yang sistematis dan formulasi metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dengan kata lain metodologi adalah ilmu tentang metode-metode yang mengkaji atau membahas mengenai bermacam-macam metode mengajar, tentang keunggulannya dan kelemahannya, lebih sesuai dengan penyajian pelajaran yang seperi apa, bagaimana penerapannya dan sebagainya. [7]
Menurut Jhos Daniel dalam Sholeh, yang dimaksud metodologi pembelajaran bahasa Arab adalah cara atau jalan yang ditempuh terkait bagaimana menyajikan bahan-bahan pelajaran dan bahasa Arab. Cara ini dipergunakan agar bahasa Arab menjadi lebih mudah diterima, diserap dan dikuasai peserta didik dengan baik dan menyenangkan. [8]
Bagi seorang guru wajib mengetahui berbagai macam metode untuk menjadi rujukan dalam pembelajaran. Metode merupakan salah satu dasar untuk menghubungan materi pelajaran kepada peserta didik. Metode merupakan rangkaian rencana yang memuat kemampuan dan tujuan yang dikemukakan guru, pola-pola akan akan diikuti guru dalam kegiatan pembelajaran. [9]
Dari pengertian-pengertian yang telah dijelaskan tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi pengajaran bahasa Arab adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu cara atau sistem agar tercipta kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien sehingga pengajar (guru) bahasa Arab bisa menyampaikan materi ajarnya kepada peserta didik dan peserta didik mampu memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru bahasa Arab. Dengan demikian maka tujuan dari kegiatan belajar-mengajar bahasa Arab bisa tercapai.
Memahami metodologi pengajaran bahasa Arab merupakan keharusan bagi guru bahasa Arab. Karena guru bahasa Arab yang profesional dituntut untuk memiliki pengetahuan dan penguasaan teori yang matang. Selain itu, guru bahasa Arab juga diharuskan memiliki kesungguhan dalam mengajar bahasa Arab serta tanggungjawab terhadap tugas yang diembannya.
B.     Perbedaan antara Pendekatan, Metode dan Teknik dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam pengajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan atau approach dalam bahasa Arab dipadankan dengan kata madkhal (مدخل), metode dipadankan dengan thariqah (طريقة), dan teknik dipadankan dengan uslub (أسلوب).
Edward Anthony dalam Effendy menjelaskan bahwa pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar-mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan pendekatan yang dipilih. Dengan demikian pendekatan bersifat aksiomis, metode bersifat prosedural, dan teknik bersifat operasional. [10]    
Sedangkan Hermawan mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah tingkat pendirian filosofis mengenai bahasa, belajar, dan mengajar bahasa. Pendekatan merupakan pendirian filosofis yang selanjutnya menjadi acuan dalam kegiatan belajar dan mengajar bahasa. Contohnya, ada pendirian bahwa bahasa lahir dari segala sesuatu yang didengar dan diucapkan, sedangkan menulis merupakan kemampuan yang muncul sesudahnya. Dari pendirian ini lahirlah asumsi-asumsi yang menyatakan bahwa tahap awal yang harus dilakukan dalam belajar mengajar bahasa adalah menanamkan kemampuan mendengar dan berbicara. Setelah itu belajar mengajar untuk menanamkan kemampuan membaca dan menulis.[11]
Izzan menjelaskan bahwa antara pendekatan, metode, dan teknik memiliki hubungan yang hierarkis, yaitu teknik merupakan penjabaran dari metode, sedangkan metode merupakan penjabaran dari pendekatan. Pendekatan atau yang biasa disebut approach merupakan sebuah keyakinan atau pandangan filosofis tentang fitrah bahasa yang pada hakikatnya merupakan asumsi-asumsi (praduga-praduga) yang secara teoritis dianggap sebagai kebenaran umum yang tidak usah dibuktikan lagi, meskipun bisa jadi menimbulkan perbincangan (wacana) ditinjau dari efektifitas sebuah metode yang lahir pendekatan tersebut.[12] Jadi kesimpulannya pendekatan memiliki kebenaran umum yang bersifat mutlak sehingga sering disebut aksiomatis. Misalnya, untuk mendapatkan gambaran umum mengenai pendekatan itu seperti asumsi dari aural-oral approach, yang menyatakan bahwa bahasa berasal dari apa yang kita dengar dan apa yang kita ucapkan (aural-oral), sedangkan tulisan merupakan sesuatu yang tampil berikutnya setelah ujaran.
Asumsi-asumsi yang berhubungan dengan pengajaran dan belajar bahasa adalah aspek-aspek menyimak (istima’) dan bercakap-cakap (kalam). Kedua aspek tersebut harus diajarkan terlebih dahulu sebelum aspek membaca (qiraah) dan menulis (kitabah). Tindak lanjut dari asumsi-asumsi tersebut lahirlah sekumpulan kebiasaan yang dibentuk oleh pengulangan sebagaimana tindakan yang dilakukan anak kecil ketika ia belajar menggunakan bahasa ibu. Karena itu, bahasa harus diajarkan melalui teknik pengulangan.
C.      Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan tentang sesuatu. Di dalam pengajaran bahasa, pandangan itu merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat bahasa dan hakikat pengajaran bahasa yang diyakini dan tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.[13]
Pengajaran bahasa akhir-akhir ini diwarnai oleh dua pendekatan yang dianggap sebagai pendekatan utama, yaitu pendekatan mekanis dan rasionalis. Pendekatan mekanis mempunyai sebutan lain empiris, struktural atau behavioris. Pendekatan ini melahirkan berbagai metode pengajaran bahasa seperti metode aural oral, metode mimikri memorisasi dan sebagainya. Adapun pendekatan rasionalis menghasilkan metode verbal aktif yang merupakan perbaikan dari metode langsung.[14]
Terdapat bermacam-macam pendekatan sehingga terdapat perbedaan pembagian pendekatan antara yang satu dengan yang lainnya. Ipang menjelaskan bahwa pendekatan terbagi menjadi pendekatan humanistik (humanistic approach), pendekatan teknik (media-based approach), pendekatan analisis dan non analisis, dan pendekatan komunikatif (communicative approach). [15] Sedangkan Izzan membagi pendekatan menjadi 3, yaitu bahasa sebagai sistem, pendekatan all-in-one, dan pendekatan aural-oral.[16]
Selain yang disebutkan di atas, Zulhannan menjelaskan bahwa terdapat 7 pendekatan yang bisa diajarakan dalam pembelajaran bahasa Arab. Pendekatan-pendekatan tersebut meliputi pendekatan struktural, fungsional, komunikatif, berbasis media, humanistik, aural-oral, serta analisis dan non analisis.[17]
Akan tetapi dari sekian pendekatan yang telah disebutkan, terdapat dua pendekatan yang paling umum yang bisa menjadi acuan untuk semua pelajaran. Pendekatan tersebut adalah student centered dan teacher centered. Pendekatan student centered menekankan asumsi bahwa pembelajaran itu dilangsungkan oleh siswa, sehingga dalam pendekatan ini peran guru cenderung pasif. Sebaliknya pendekatan teacher centered menekankan pembelajaran berpusat pada guru. Gurulah yang menentukan arah tujuan dan langkah-langkah dalam pembelajaran di kelas.
D.      Macam-Macam Metode dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Berbeda dengan pendekatan, metode adalah langkah-langkah umum tentang penerapan teori-teori yang ada pada pendekatan tertentu. Dalam tingkatan ini diadakan pilihan-pilihan tentang keterampilan-keterampilan khusus mana yang harus diajarkan, materi-materi apa yang harus disampaikan, dan bagaimana urutannya. Terlihat disini bahwa metode jauh lebih operasional dibandingkan dengan pendekatan, sebab metode sudah menginjak ke tingkat pelaksanaan di lapangan. Tingkat pelaksanaan ini adalah penjabaran atas asumsi atau pendirian yang dikemukakan di dalam pendekatan. Jadi bentuk metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa di lapangan tidak boleh bertentang dengan pendekatan, tetapi harus mendukung anggapan-anggapan yang ada dalam pendekatan.[18]
Metode merupakan rencana program yang bersifat menyeluruh (holistik-komprehensif) yang berhubungan erat dengan teknik penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas pendekatan tertentu. Kalau pendekatan lebih bersifat aksiomatis, metode justru bersifat prosedural.[19] Karena itu, bila seorang pengajar bahasa menganut  pada pendekatan, ia dapat melahirkan bermacam-macam metode yang berbeda-beda. Beraneka macam metode tersebut bergantung pada berbagai faktor yang turut serta mempengaruhinya.
Faktor latar belakang bahasa yang biasa digunakan seorang pelajar dan bahasa asing yang dipelajari dapat mengakibatkan perbedaan metodologis. Pengajaran bahasa Arab untuk orang Indonesia akan berbeda dengan pengajaran bahasa Arab untuk orang Amerika atau Inggris. Selain faktor bahasa ibu yang biasa digunakan, faktor-faktor lain yang turut berpengaruh adalah pengalaman pelajar dalam bahasa Arab atau bahasa asing lainnya yang pernah dipelajarinya, tujuan pengajaran tersebut apakah untuk melatih kemampuan membaca, berbicara, keterampilan menerjemahkan, ataukah pengetahuan teoritis, kedudukan bahasa asing itu dalam kurikulum, serta waktu yang tersedia. Pendekatan atau approach melahirkan bermacam-macam metode.
Seorang pengajar bahasa Arab bisa menggunakan bermacam-macam metode dengan didasarkan pada pendekatan yang sama. Misalnya, approach yang dianut adalah aural-oral, sedangkan metodenya bisa metode mim-mem
(mimicry memorisation) dan pattern practice. Kedua metode tersebut mempunyai tujuan yang sama: meningkatkan kemahiran menggunakan bahasa lisan secara spontan dan kemahiran memahami apa yang didengar dan diucapkan. Kedua metode tersebut mensyaratkan program yang intensif dan diperuntukkan bagi orang dewasa, meskipun urutan penyajiannya berbeda-beda.
Metode mim-mem diawali oleh pengenalan situasi, misalnya ucapan salam menirukan (greetings) atau memesan tempat di hotel. Lalu, murid harus menirukan penuturan asli (native speaker) secara menghafal kalimat-kalimat yang digunakan dalam situasi tersebut. Berdasarkan kalimat-kalimat yang dihafalkan itu, guru mengambil pola-pola kalimat dan bunyi-bunyi tertentu untuk dijadikan bahasa latihan (drilling). Biasanya, pemilihan pola kalimat atau bunyi untuk drilling berdasarkan pada analisis dan deskripsi bilingual, yakni analisis-komparatif antara bahasa pelajar dan bahasa asing yang diajarkan. [20]
Dalam metode mim-mem ini tidak ada unsur yang bertentangan dengan asumsi-asumsi aural-oral approach. Sebaliknya, metode pattern-practice diawali oleh perbandingan bilingual. Sebagai hasil dari analisis dan deskripsi bilingual dipilihlah pola kalimat dan bunyi-bunyi tertentu untuk bahan latihan (drilling). Setelah menambah perbendaharaan kata, pola kalimat yang diulang-ulang melalui drilling tersebut kemudian disusun dalam situasi tertentu. Tidak ada sesuatu yang bertentangan dengan asumsi aural-oral approach dalam metode pattern-practice ini. Kedua meode tersebut di atas berpijak pada approach yang sama, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus.
Yusuf dan Anwar dalam Anshor menjelaskan terdapat 6 metode yang bisa digunakan untuk pengajaran bahasa Arab meliputi metode bercakap-cakap (muhadatsah), metode membaca (muthalaah), metode dikte (imla), metode mengarang (insya), metode menghafal (mahfudzat), dan metode tata bahasa (qawaid).[21]
Pada masa sekarang, terdapat tiga buah metode pengajaran bahasa yang dianggap inovatif (baru dan banyak membuat perubahan) dan sering menjadi obyek pembicaraan para ahli didik, ahli bahasa, dan psikiater dalam lokakarya, seminar, simposium, dan konferensi pengajaran bahasa asing dari tahun ke tahun di Amerika dan Eropa. Ketiga metode yang dimaksud adalah Suggestopedia, Counselling Learning, dan The Silent Way. [22] Metode-metode itu muncul setelah metode audio-lingual hampir habis masa jayanya.
Cara belajar bahasa memakai metode audio-lingual yang didasarkan pada pendapat bahwa belajar bahasa kedua untuk orang dewasa sebaiknya dengan mengikuti cara anak belajar bahasa ibu, yaitu dengan menirukan dan mengulangi berkali-kali dianggap cara belajar seperti burung beo. Cara belajar demikian disanggah oleh Noam Chomsky yang mengatakan bahwa belajar bahas yang demikian hanya mementingkan struktur permukaan bahasa itu saja, sedangkan makna bahasa itu sendiri yang tersimpan dalam diri si pembicara terabaikan.[23]
Sejak revolusi bahasa Chomsky ini, para ahli bahasa mulai lebih mengalihkan perhatiannya pada segi psikologis belajar bahasa. Berbagai variabel kejiwaan yang mempengaruhi orang belajar bahasa kedua diteliti untuk dapat memperoleh metode yang tepat. 
E.       Macam-Macam Teknik dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Adapun teknik merupakan pelaksanaan pengajaran di dalam kelas sehingga memiliki sifat operasional yang polanya mengikuti prosedur metode dan berdasarkan atas prinsip pendekatan. Teknik harus sejalan dengan metode dan karena itu tidak boleh bertentangan dengan pendekatan. Teknik bergantung kepada imajinasi, kegiatan (aktivitas), kreativitas pengajar, dan susunan keadaan kelas. Persoalan tertentu dapat diatasi oleh berbagai teknik. Misalnya, untuk mengatasi pelajar yang tidak bisa mengucapkan huruf “tsa” dalam kata “tsaub”, pengajar bahasa Arab meminta para pelajar untuk menirukan dan mengulang (imitation and repetition) apa yang diucapkan oleh pengajar. Bila teknik ini gagal, pengajar dapat menggunakan teknik lain.
Hermawan menjelaskan bahwa teknik pembelajaran lebih bersifat aplikatif, karena itu sering disebut gaya pembelajaran. Dikatakan demikian karena aspek ini berhubungan langsung dengan kondisi nyata seorang guru dalam menjabarkan metode ke dalam langkah-langkah aplikatif. Dari segi pelaksanaan, teknik terlihat lebih khusus dibandingkan dengan metode, sebab teknik merupakan penjabaran praktis atas metode yang digunakan.[24]
            Izzan membagi teknik pengajaran bahasa Arab menjadi 6 meliputi al-muhadatsah (bercakap-cakap), al-muthala’ah (membaca), membetulkan kesalahan dalam membaca, al-imla’ (dikte), al-insya’ (mengarang) dan al-mahfudzat (hafalan kata-kata mutiara). [25]
Dalam Effendy dijelaskan bahwa teknik pembelajaran bahasa Arab secara umum dibagi menjadi dua yaitu teknik pengajaran unsur bahasa dan teknik pengajaran kemahiran berbahasa. Teknik pengajaran unsur bahasa meliputi baca tulis, tata bahasa, dan kosa kata. Adapun teknik pengajaran kemahiran berbahasa meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.[26]
Sedangkan Zulhannan membagi teknik pembelajaran bahasa Arab menjadi 8. Teknik-teknik tersebut meliputi teknik pembelajaran keterampilan mendengar, teknik pembelajaran keterampilan berbicara, teknik pembelajaran keterampilan membaca, teknik pembelajran keterampilan menulis, teknik pembelajaran kosakata, teknik pembelajaran gramatika, teknik pembelajaran gramatika fungsional, dan teknik pembelajaran bunyi bahasa.[27]


BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Dalam mengajar, seorang guru harus memahami metodologi pengajarannya. Kaitannya dengan bahasa Arab dikenal istilah metodologi pengajaran bahasa Arab yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu cara atau sistem agar tercipta kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien, sehingga pengajar (guru) bahasa Arab bisa menyampaikan materi ajarnya kepada peserta didik dan peserta didik mampu memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru bahasa Arab. Dengan demikian maka tujuan dari kegiatan belajar-mengajar bahasa Arab bisa tercapai.
Selain itu, dalam pengajaran ada 3 istilah yang wajib dipahami oleh pengajar yaitu pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan belajar-mengajar bahasa. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan pendekatan yang dipilih. Dengan demikian pendekatan bersifat aksiomis, metode bersifat prosedural, dan teknik bersifat operasional
B.        Saran
Pada makalah ini yang merupakan pengantar dari metodologi pembelajaran bahasa Arab ini masih sangat minim dari rujukan, khususnya rujukan dari bahasa asing karena masih terbatas pada buku-buku dalam negeri. Diharapkan kepada pemakalah selanjutnya unuk menambah referensi untuk kesempurnaan makalah dengan tema ini.
ANALISIS
Dalam kegiatan belajar mengajar, ada beberapa aspek yang harus dipahami betul oleh seorang guru salah satunya yaitu metodologi pengajaran. Tanpa memahami metodologi pengajaran, seorang guru akan merasa kesulitan dalam mencapai tujuan belajar-mengajar. Akan tetapi yang sangat disayangkan adalah bahwa guru bahasa Arab di sekolah-sekolah Indonesia sering kali tidak memahami atau terkadang mengabaikan metodologi pemebelajaran bahasa Arab. Sering dijumpai guru yang hanya duduk menerangkan ala kadarnya dan kemudian memberi tugas tanpa mempedulikan kepahaman dari para siswanya. Terkadang ada pula guru bahasa Arab yang bukan merupakan lulusan pendidikan bahasa Arab yang mana menyebabkan guru tersebut tidak memahami seluk beluk mengajarkan bahasa Arab. hal-hal seperti inilah yang menyebabkan bahasa Arab kurnag berkembang di Indonesia.
Para pengajar Indonesia sering kali tidak bisa membedakan antara pendekatan, metode dan teknik. Ketiga istilah ini memiliki hubungan hirarkis dan memiliki makna yang berbeda. Pada masa sekarang, baik pendekatan, metode dan teknik berkembang dengan pesat. Tingginya kreativitas membuat para ahli metodologi bersaing menciptakan pendekatan-pendekatan, metode-metode dan teknik-teknik mutakhir untuk pembelajaran yang efektif dan efisien.
Perbedaan-perbedaan antara para ahli pengajaran bahasa terkait pendekatan, metode dan teknik tidak perlu untuk diperdebatkan. Bahkan bisa dijadikan pengetahuan yang bisa dijadikan alternatif ketika suatu pendekatan, metode dan teknik tidak bisa diterapkan di kelas. Semakin banyak pendekatan, metode dan teknik yang diketahui oleh seorang guru, akan lebih memudahkannya dalam mencapai tujuan pembelajarannya.



DAFTAR PUSTAKA

Anshor, Ahmad Muhtadi. 2009.  Pengajaran Bahasa Arab dan Metode-metodenya. Yogyakarta: Teras.
Arsyad, Azhar. Bahasa Arab danMetode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, Ahmad Fuad. 2012. Metodologi pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Hasibuan, J.J dan Moejiono.2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ipang, Mohamad. 2016. Metode, Pendekatan, dan Teknik dalam Pengajaran Bahasa Arab, (www.ipank92.blogspot.co.id, 2012) diakses 20 Februari 2016.
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Muhajir, As’aril. 2004. Psikologi Belajar Bahasa Arab. Jakarta: Bina Ilmu
Sholeh, Shofi. 2012. Makalah Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (www.sholehblog.blogspot.co.id) diakses pada 20 Januari 2016.
Yusuf, Tayar. 2009. Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
Zulhannan. 2014. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta: Rajawali Pers.
حسن شحاتة. دوم سنة. تعليم اللغة العربية بين النظرية و التطبيق. مصر: دار مصر الطباعة.





[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),  hlm. 1
[2] J.J Hasibuan dan Moejiono,  Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),  hlm. 3
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),  hlm. 80-81
[6] Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2009),  hlm. 72
[7] Tayar Yusuf,  Metodologi Pembelajaran, (Jakarta, Gramedia, 2009), hlm. 176
[8] Shofi Sholeh, Makalah Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (www.sholehblog.blogspot.co.id, 2012) diakses pada 20 Januari 2016
[9] حسن شحاتة، تعليم اللغة العربية بين النظرية و التطبيق، (مصر: دار مصر الطباعة، دوم سنة)، ص. 20.
[10] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2012)., hlm. 8
[11] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 167-168
[12] Izzan. Metodologi Pembelajaran., hlm. 78-79
[13] As’aril Muhajir, Psikologi Belajar Bahasa Arab, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), hlm. 72
[14] Ibid., hlm 72-73
[15] Mohamad Ipang, Metode, Pendekatan, dan Teknik dalam Pengajaran Bahasa Arab, (www.ipank92.blogspot.co.id, 2012) diakses 20 Februari 2016
[16] Izzan, Metodologi Pembelajaran..., hlm. 81-86
[17] Zulhannan, Teknik Pembelajaran., hlm. 19-28
[18] Hermawan, Metodologi Pembelajaran..., hlm. 168
[19] Izzan, Metodologi Pembelajaran..., hlm. 86
[20] Ibid.
[21] Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 55-62
[22] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 18
[23] Ibid., hlm. 22-23
[24] Hermawan, Metodologi Pembelajaran..., hlm. 168-169
[25] Izzan, Metodologi Pengajaran., hlm 116-127
[26] Effendy, Metodologi Pengajaran., hlm. 108-180
[27] Zulhannan, Teknik Pembelajaran., hlm. 91-120.

1 komentar:

  1. kami menyediakan banyak alat Safety atau sering di sebut Alat Keselamatan kerja untuk para pekerja Proyek, pertambangan atau pembangunan.
    Alat Safety sendiri sangat penting dan wajib di gunakan oleh para pekerja, berikut beberapa daftar alat safety yang kami sediakan yaitu:

    -Helm atau pelindung kepala

    -masker

    -safety belt

    -sarung tangan

    -rompi

    -wearpack

    -sepatu safety

    -pelindung telinga dan masih banyak lagi



    untuk lebih detailnya bisa hubungi lewat nomor kami di 081112300319 / 081977000899



    #peralatansafety #perlengkapanSafety #rompiproyek #bajusecurity #wearpack #sarungtangan #pelindungkepala #pelindungteling #alatsafetylengkap #perlengkapanK3 #perlengkapanpekerjaSipil



    Kunjungi juga Website kami di:



    https://juragansafety.blogspot.com/



    https://id.pinterest.com/jsafety26/_saved/



    https://www.instagram.com/juragansafety26/



    https://www.facebook.com/profile.php?id=100071425298180



    https://twitter.com/juragan_safety

    BalasHapus

MENGEMIS SEBAGAI PROFESI DAN BUDAYA DI INDONESIA

MENGEMIS SEBAGAI PROFESI DAN BUDAYA DI INDONESIA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pendidikan Agama Islam yang Dibina Ole...