Cari Blog Ini

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENGAJARAN BAHASA ARAB DAN PENERAPANNYA PADA KEMAHIRAN MENULIS

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENGAJARAN BAHASA ARAB DAN PENERAPANNYA PADA KEMAHIRAN MENULIS
REVIEW BUKU
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Anin Nurhayati, M.Pd.I/ Dr. Sokip, M.Pd.I

 

Disusun Oleh:
Meilinda Cahyaningrum     
NIM. 175415018


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PASCASARJANA IAIN TULUNGAGUNG


PENGEMBANGAN KURIKULUM PENGAJARAN BAHASA ARAB DAN PENERAPANNYA PADA KEMAHIRAN MENULIS

Buku yang akan dijelaskan dalam ringkasan ini adalah buku karya Uril Bahrudin dengan judul “Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab dan Penerapannya pada Kemahiran Menulis”. Buku tersebut terdiri dari 4 bab yang mana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Buku tersebut terbit pada tahun 2010 yang diterbitkan di Malang oleh penerbit UIN Maliki Press.
Pada bab pertama penulis menjelaskan terkait pandangan para tokoh mengenai kurikulum dan langkah-langkah pembelajarannya. Pada bab kedua membahas terkait kajian teori seputar pengembangan kurikulum pembelajaran kemahiran menulis berdasarkan kompetensi. Pada bab ketiga membahas terkait kajian praktek seputar pengembangan kurikulum pembelajaran kemahiran menulis berdasarkan kompetensi. Sedangkan pada bab keempat dikemukakan kesimpulan dan saran penelitian. Berikut akan dijelaskan secara singkat penjabaran masing-masing bab.
1.        Pandangan Para Tokoh Mengenai Kurikulum dan Langkah-Langkah Pembelajarannya
Pada bab ini terdapat 5 sub pembahasan yang dijelaskan oleh Uril. Adapun sub-sub tersebut meliputi sejarah pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, masalah-masalah terkait pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kurikulum, tujuan-tujuan yang diharapkan dari pengembangan kurikulum, dan langkah-langkah pengembangan kurikulum.
a.       Sejarah Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia
Masuknya bahasa Arab di Indonesia ditandai dengan masuknya agama Islam yang kitab sucinya menggunakan bahasa Arab pada abad ke 7 M bersamaan dengan masuknya para pedagang muslim asal Arab. Adapun bahasa Arab diajarkan ditingkat universitas sejak 4 abad yang lalu dengan tujuan-tujuan tersendiri seperti untuk diajarkan di tingkat sekolah-sekolah dan pondok-pondok pesantren.
Pada masa penjajahan, bahasa Arab di Nusantara mengalami kemerosotan pernah dan hanya dipelajari di pondok-pondok pesantren yang eksklusif. Tidak dipelajari secara utuh sebagai alat komunikasi melainkan terbatas sebagai alat untuk memahami kitab-kitab keagamaan. Keadaan ini memunculkan kesan bahwa bahasa Arab hanya layak dipelajari oleh kaum pesantren dan tidak layak dipelajari di sekolah umum.
Keadaan ini mulai berubah seiring dengan adanya modernisasi pondok pesantren yang dimulai pada tahun 30-an. Diantara ciri modernitas pondok pesantren adalah dengan dimasukkannya pelajaran umum dalam kurikulum. Bahkan yang lebih mendasar, dihapuskannya dikotomi pelajaran agama dan pelajaran umum dan diajarkan bahasa Arab secara utuh sebagai alat komunikasi dengan kurikulum-kurikulum baru yang berkembang pada waktu itu. Namun modernisasi itu sangat lamban, karena pondok pesantren umumnya sangat kuat berpegang teguh pada tradisi sehingga tidak mudah menerima pembaharuan.
b.        Masalah-Masalah terkait Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia
Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia memiliki beberapa problematika. Masalah yang pertama terkait pengklasifikasian pelajar pada tingkat awal. Kenyataanya pelajar di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan umur yang mana terkait pembelajaran bahasa Arab memiliki kelebihan tersendiri dan kekurangan tersendiri baik dari segi keterampilan maupun kaidah bahasa. Masalah yang kedua terkait kesulitan terkait latar belakang bahasa. Bahasa Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahasa Arab. Selain itu pelajar Indonesia juga memiliki bahasa asing lain yang dipelajari selain bahasa Arab yaitu bahasa Inggris. Para pelajar bahasa Indonesia bisa mempelajari dua bahasa asing atau lebih dalam satu waktu dan ini menjadi masalah tersendiri karena bahasa Arab bisa dikatakan sebagai bahasa yang cukup sulit untuk dipelajari.
c.         Penelitian-penelitian yang Berhubungan dengan Kurikulum
Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan kurikulum pembelajaran. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abdul Hamid pada tahun 2002 dengan judul “Pengembangan Buku Ajar pada Mata Kuliah Nahwu di UIN Malang”. Penelitian sebelumnya yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ahmad Salim dengan judul “Contoh Kurikulum pada Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok-Pondok Islam”. Adapun penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Nurul Murtadho dengan judul “Contoh Kurikulum Pembelajaran untuk Kemahiran Berbicara dengan Teknik Langsung untuk Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang”.
d.        Tujuan-Tujuan yang Diharapkan dari Pengembangan Kurikulum
Selain itu terdapat tujuan-tujuan yang diharapkan dengan adanya pengembangan kurikulum ini. Tujuan-tujuan tersebut seperti untuk mengemukakan kurikulum pembelajaran yang memudahkan guru dan murid dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, mendorong para pecinta bahasa Arab agar lebih peduli dengan pembelajaran bahasa Arab, dan merupakan usaha untuk meningkatkan tingkatan bahasa Arab mahasiswa dan lulusan di jurusan bahasa Arab.
e.         Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum
Adapun langkah-langkah pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa Arab meliputi 1) pembatasan kompetensi yang diinginkan, 2) pembatasan tujuan-tujuan pembelajaran, 3) pembatasan pengalaman-pengalaman pembelajaran, 4) pembatasan tema-tema dan kosakata, 5) pembatasan waktu-waktu untuk pembelajaran per tema dan kosakata, 6) pembatasan nama tema pembelajaran, dan 7) pembatasan jumlah jam setiap materi pelajaran.
2.        Kajian Teori Seputar Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Kemahiran Menulis Berdasarkan Kompetensi
Terdapat 8 hal yang dijelaskan dalam bab ini. Hal-hal tersebut meliputi pengertian kurikulum, kurikulum yang berdasarkan kompetensi, kemahiran menulis, macam-macam menulis dan ruang lingkupnya, strategi kemahiran menulis dan langkah-langkahnya, kurikulum pembelajaran kemahiran menulis, evaluasi pembelajaran kemahiran menulis, dan media pembelajaran dan pengajaran kemahiran menulis.
a.         Pengertian Kurikulum
Terdapat perbedaan pengertian untuk kurikulum di masa lalu dan masa sekarang. Pada zaman dahulu kurikulum diartikan sebagai kumpulan aturan-aturan sekolah yang penting untuk siswa. Adapun pengertian kurikulum pada masa kini adalah semua pengalaman-pengalaman pembelajaran, pendidikan, sosial dan budaya yang disiapkan oleh sekolah untuk siswanya yang dimaksudkan untuk membantu mereka memperoleh tujuan-tujuan pembelajaran.
Kurikulum pembelajaran bahasa Arab sendiri dapat dibagi menjadi 2, yaitu kurikulum tradisional dan kurikulum modern. Kurikulum pembelajaran bahasa Arab tradisional adalah kurikulum pembelajaran bahasa yang terfokus pada bahasa sebagai budaya ilmu. Sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar secara mendalam seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek sintaksis, morfologis maupun adab. Kurikulum yang terkenal digunakan untuk tujuan tersebut adalah kurikulum qawaid dan tarjamah.
Sedangkan kurikulum pembelajaran bahasa Arab yang modern adalah kurikulum pembelajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai alat. Artinya bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab.
b.        Kurikulum yang Berdasarkan Kompetensi
Kompetensi secara istilah menurut Echols dan Shadily bermakna kemahiran-kemahiran, kemampuan, dan kewenangan. Sedangkan menurut Muhaimin merupakan kumpulan dari kegiatan-kegiatan kecerdasan yang memiliki tugas besar yang seharusnya dimiliki setiap orang. Berdasarkan pengertian kemampuan tersebut, dapat dipahami bahwa pengembangan dan pembangunan kurikulum yang berdasarkan kompetensi dilakukan untuk tujuan yang penting yang mana setiap orang suka untuk menjadi mampu di setiap pekerjaannya.
Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berbakat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Adanya kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan hasil lulusan menjadi lebih terampil dan kompeten dalam segala tuntutan masyarakat sekitarnya.
c.         Kemahiran Menulis
Menulis merupakan hasil dan pemerolehan akal manusia. Menulis bisa menjadi salah satu sarana untuk berkomunikasi antara orang yang satu dengan yang lainnya yang terpisah antara jarak dan waktu. Menulis berbeda dengan berbicara, hal ini dikarenakan berbicara membutuhkan waktu yang sama meskipun dengan latar tempat yang berbeda.
Terdapat beberapa tujuan mempelajari kemahiran menulis. Tujuan tersebut meliputi agar siswa mampu menuliskan kata-kata dan kalimat bahasa Arab dengan mahir dan benar, agar siswa mampu menuliskan dan membaca kosakata dan kalimat bahasa Arab secara terpadu, melatih panca indera siswa untuk menjadi aktif berbahasa Arab, menumbuhkan penulisan berbahasa Arab yang indah dan rapi, menguji kembali pengetahuan siswa tentang penulisan kalimat yang telah dipelajari, melatih siswa mengarang dengan bahasa Arab dengan menggunakan gaya bahasa sendiri.
d.        Macam-Macam Menulis dan Ruang Lingkupnya
Menulis dibagi menjadi 3, yaitu menulis fungsional, menulis kreatif, dan menulis kreatif fungsional. Menulis fungsional berhubungan dengan informasi-informasi perkantoran. Menulis kreatif merupakan jenis menulis yang menggali kesensitifan dan perasaan, emosi dari seseorang, dan inovasi dari fikiran. Adapun menulis kreatif fungsional merupakan gabungan dari menulis kreatif dan fungsional, menulis jenis ini terdiri atas bidang-bidang yang bervariasi dan bermacam-macam.
Terdapat perbedaan karakteristik antara menulis fungsional dan menulis kreatif. Karakteristik dari tulisan fungsional adalah menggunakan bahasa yang baku, diksinya sederhana dan tidak mengandung penngertian ganda, menggunakan gaya ilmiah yang mudah dicerna. Contoh situasi yang menggunakan jenis tulisan ini adalah merangkum, menulis laporan, menulis surat, menulis pembukaan dan penutupan sambutan, mengisi formulir, dan sebagainya.
Adapun untuk menulis kreatif, karakteristiknya adalah berkaitan dengan daya kreatifitas penulis dan gaya bahasa sastra, penulisnya harus memiliki bakat kesastraan dan perasaan yang halus serta daya imajinasi ynag tinggi, dan peka terhadap fenomena dan budaya masyarakat. Contoh situasi yang membutuhkan jenis tulisan ini adalah menulis cerita, drama, biografi, dan sebaganya.
e.         Strategi Kemahiran Menulis Dan Langkah-Langkahnya
Strategi belajar dan tipe belajar merupakan kawasan yang kini banyak menarik minat pengkaji bahasa Arab untuk mengkajinya. Strategi pembelajaran sifatnya sangat pribadi. Berbeda antara satu individu dengan yang lainnya karena merupakan proses mental yang digunakan pembelajar untuk mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran.
Terdapat dua strategi yang bisa digunakan untuk pembelajaran menulis. Strategi tersebut meliputi merinci ungkapan-ungkapan yang digunakan dan pembelajaran bahasa dengan memperhatikan kemahiran tidak pada tata bahasanya. Adapun untuk langkah-langkahnya meliputi latihan, membuat konsep, merevisi, mengedit, dan mempublikasikan.
f.         Kurikulum Pembelajaran Kemahiran Menulis
Pada bab mengenai kurikulum pembelajaran kemahiran menulis ini dibahas mengenai langkah-langkah pembelajaran menulis adapun langkah-langkahnya meliputi guru memilih satu tema atau dua tema untuk ungkapan dan mempersiapkannya di buku hadir, kemudian guru masuk ke dalam kelas dan menulis dua judul tersebut di papan tulis dan membuat unsur-unsur yang terkandung dalam dua tema tersebut, ustadz menerangkan judul tersebut dan mencoba menjelaskan unsur-unsur tersebut atau bisa juga meminta siswa untuk berdiri dan menjelaskan di depan kelas, setelah itu ustad meminta para siswa untuk menulis judul dan bersiap-siap untuk maju, ustad mengumpulkan buku latihan siswa dan memperbaiki kesalahan-kesalahan siswa.
g.        Evaluasi Pembelajaran Kemahiran Menulis
Evaluasi merupakan salah satu unsur dasar diantara unsur-unsur belajar mengajar. Evaluasi digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Secara umum, ada dua instrumen dasar yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, yaitu tes tulis dan tes lisan. Untuk kemahiran menulis, lebih sesuai menggunakan tes tulis dibandingkan dengan tes lisan. Terdapat dua jenis dari tes tulis meliputi tes esai dan tes berdasarkan tema.
h.        Media Pembelajaran dan Pengajaran Kemahiran Menulis
Media pembelajaran merupakan sesuatu yang tersiri dari berbagai instrumen yang berbeda yang digunakan oleh guru pada tempat pembelajaran. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran ini adalah untuk menyampaikan pengertian-pengertian dan hakikat-hakikat serta pemikiran-pemikiran maupun makna-makna untuk siswa. Penggunaan media pembelajaran ini sangatlah pending dalam kegiatan belajar-mengajar karena mampu meningkatkan pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan oleh guru.
Terdapat berbagai macam jenis media pembelajaran. Secara umum media pembelajaran tersebut dibagi menjadi 3, meliputi media audio, media visual dan media audio visual. Adapun untuk kemahiran menulis, media yang bisa digunakan seperti media belajar ejaan dan media sesuai tinngkatan.  
3.        Kajian Praktek Seputar Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Kemahiran Menulis Berdasarkan Kompetensi
Pada bab ini terdapat dua sub bab yang dijelaskan oleh penulis terkait pengembangan kurikulum pembelajaran untuk kemahiran menulis. Sub bab tersebut meliputi beberapa pandangan tentang kurikulum pembelajaran kemahiran menulis berdasarkan kompetensi dan beberapa saran terhadap kurikulum pembelajaran kemahiran menulis berdasarkan kompetensi.


a.         Beberapa Pandangan tentang Kurikulum Pembelajaran Kemahiran Menulis Berdasarkan Kompetensi
Pada bagian ini penulis menjelaskan terkait kompetensi yang dibutuhkan dalam kemahiran menulis, tujuan pembelajaran kemahiran menulis, beberapa tema dan kosakata-kosakata, pengalaman pembelajaran atau pencapaian belajar mengajar, petunjuk sukses dalam pembelajaran, jumlah jam yang diperlukan, serta sumber dan referensi.
Terdapat perbedaan terkait kompetensi yang dibutuhkan dalam kemahiran menulis antara satu tingkatan dengan tingkatan yang lainnya. Secara umum, kompetensi yang dibutuhkan pada mahasiswa jurusan bahasa Arab adalah kemampuan terkait empat kemahiran berbahasa. Empat kemahiran tersebut adalah kemahiran mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Adapun tujuan dari pembelajaran kemahiran menulis pada tingkat pertama adalah mahasiswa memiliki kemampuan menulis kalimat bahasa Arab secara tepat. Untuk mahasiswa tingkat kedua, tujuan pembelajaran kemahiran menulis adalah agar mereka mampu menulis deskripsi secara bebas. Mahasiswa diminta untuk menuliskan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan secara bebas tanpa menggunakan unsur-unsur maupun media gambar. Sedangkan untuk mahasiswa tingkat ketiga tujuan dari pembelajaran kemahiran menulis adalah agar para mahasiswa mampu mengungkapkan ungkapan secara bebas dan benar terkait tema-tema soasial, ekonomi, dan politik yang bermacam-macam, yang mana tema-tema ini diambil berdasarkan kehidupan nyata mereka.
Selain itu sering kali dijumpai peserta didik yang mengeluh tidak memahami apapun setelah belajar bahasa Arab. Hal ini karena tidak ada pengalaman pembelajaran yang ditancapkan di diri siswa. Maka dari itu disarankan kepada guru dalam pembelajarannya memberikan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dan mampu menumbuhkan minat siswa serta menggunakan media-media pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Guru diharapkan menghindari hal-hal yang menyebabkan kebosanan seperti menggunakan satu pola saja atau satu gaya dalam pembelajaran. Adapun cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan kebosanan dalam pembelajaran bahasa adalah dengan adanya permainan-permainan bahasa.
Adapun petunjuk sukses dalam pembelajaran bahasa Arab berbeda dari tingkatan yang satu dan yang lainnya. Terdapat tiga tingkatan yang dikemukakan Uril yaitu tingkatan pertama, kedua, dan ketiga. Masing-masing tingkatan memiliki karakteristik yang membedakan dengan tingkatan yang lainnya.
Terkait jumlah jam yang diperlukan, berbeda pendapat antara guru dan murid. Kebanyakan guru bahasa Arab menganggap bahwa jumlah jam yang tersedia sudah mencukupi da tinggal dimanfaatkan sebauk mungkin. Adapun silihat dari sudut panadang siswa, mereka berpendapat bahwa jumlah jam yang diberikan untuk bahasa Arab masih kurang. Dan memerlukan adanya tambahan.
Adapun sumber dan referensi yang disarankan kepada guru sebagai rujukan dalam mengajar kemahiran menulis bahasa Arab adalah buku-buku yang memuat kaidah-kaidah imla’,buku-buku ynag memuat kaidah-kaidah nahwu, buku-buku yang memuat kaidah-kaidah dalam menulis ungkapan, buku-buku tentang kurikulum dan metode pembelajaran bahasa Arab, buku-buku tentang metodologi penelitian dan pola-polanya, serta contoh-contoh dalam menulis pidato, ringkasan, makalah dan lain-lain. 
b.        Beberapa Saran terhadap Kurikulum Pembelajaran Kemahiran Menulis Berdasarkan Kompetensi
Pada bagian ini penulis memberikan saran-saran terkait kurikulum pembelajaran kemahiran menulis yang mana dibagi berdasarkan tingkatan-tingkatannya. Selain itu penulis juga meberikan contoh dari rancangan pelaksanaan pembelajaran yang bisa menjadi pedoman calon guru dalam menyusun RPP khususnya pada kemahiran menulis.
4.                  Kesimpulan dan Saran Penelitian
Pada bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukannya, serta memberikan beberapa saran yang ditujukan kepada pembaca maupun peneliti selanjutnya.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Uril adalah bahwa kemampuan berbahasa pada kemahiran menulis pada mahasiswa jurusan bahasa Arab di Universitas Islam Negeri Malang adalah lemah. Kelemahan ini terletak pada pola-pola penulisan dimana para siswa ini memiliki pemikiran yang banyak akan tetapi kesulitan dalam mengungkapkan pikiran-pikirannya tersebut. Hal ini terjadi pada hampir semua mahasiswa dan begitu pula pada mahasiswa tingkat akhir. Para mahasiswa tingkat akhir juga menemui kesulitan dalam hal penulisan.
Hal ini disebabkan karena kelemahan kemampuan mereka yang tampak pula dari segi kurikulumnya. Kelemahan-kelemahan tersebut seperti tujuan-tujuan pembelajaran kemahiran menulis yang belum menjelaskan kebutuhan para mahasiswa dan keompetensi mereka. Pemilihan tingkatan kurikulum yang belum sampai pada dasar-dasar kemampuan pokok. Penggunaan kurikulum tradisional dalam pembelajaran menulis yang menyebabkan sedikitnya kesempatan untuk mahasiswa dalam melatih kemampuan menulisnya.
Adapun saran yang diberikan adalah seperti adanya perluasan materi untuk kemahiran menulis pada tema-tema yang penting. Mengadakan diskusi dan pertemuan kepada para pengajar bahasa Arab khususnya untuk kemahiran menulis sebelum menerapkan kurikulum yang berbasis kompetensi ini. Mengadakan kerjasama dan pesinergian antara pengajar kemahiran menulis pada tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Para pengajar kemahiran menulis diharapkan memiliki pengalaman belajar mengajar dan pengetahuan yang cukup terkait dasa-dasar dan kaidah-kaidah agar yercapai keberhasilan dalam pembelajaran kemahairan menulis dan lain sebagainya.

Uril Bahrudin. 2010. Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab dan Penerapannya pada Kemahiran Menulis. Malang: UIN Maliki Press. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGEMIS SEBAGAI PROFESI DAN BUDAYA DI INDONESIA

MENGEMIS SEBAGAI PROFESI DAN BUDAYA DI INDONESIA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pendidikan Agama Islam yang Dibina Ole...