PENGEMBANGAN
PROGRAM PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen
Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu:
Dr. AGUS ZAENUL FITRI, M.Pd
Disusun
oleh:
Meilinda
Cahyaningrum (NIM. 175415018)
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu institusisosial yang memiliki peran
strategis dalam pembinaan kepribadian anak. Di dalam sekolah terjadi proses
transformasi kebudayaan kepada anak. Tentu saja, transformasi kebudayaan
tersebut berlangsung melalui pembelajaran sesuai kurikulum yang berisikan
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Pendidikan berfungsi sebagai institusisosial yang menjamin kelangsungan
hidup generasi muda suatu bangsa. Baik pendidikan di sekolah (formal),
keluarga (informal) maupun di masyarakat (non-formal) pada
intinya untuk mengalihkan, dan mengembangkan kebudayaan agar kehidupan masyarakat
survive sesuai dengan cita-cita bangsanya.
Kelancaran pelaksanaan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada
fungsi tidaknya manajemen sekolah.Didalam manajemen pendidikan meliputi seluruh
proses dalam pendidikan mulai dari perencanaan, pengelolaan, evaluasi hingga
pengembangan sekolah dalam pembelajaran.Semua pihak dalam pendidikan tentunya
menginginkan hasil yang memuaskan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Oleh
karenanya selalu diadakan upaya-upaya dalam mengembangkannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pengembangan program pembelajaranBahasa
Arab?
2.
Bagaimanakah problematika pembelajaran Bahasa
Arab?
3.
Bagaimanakah inovasi program Bahasa Arab?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengembangan Program Pembelajaran
Pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu alat
atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan
penyempurnaan terhadap alat atau caratersebut terus dilakukan.[1] Selama kegiatan itu dilaksanakan dengan maksud mengadakan
penyempurnaan yang akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup bagus untuk
digunakan seterusnya maka berakhirlah kegiatan pengembangan. Program
diasumsikan sebagai rancangan kegiatan selama satu periode atau satu tahun.
Menurut suharsimi program adalah
sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[2]
Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhlul
hidup belajar, atau dikenal dengan istilah proses belajar mengajar.
Istilah pembelajaran lebih tepat bila dibandingkan proses belajar
mengajar. Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan kegiatan utama dalam
pendidikan. Sebagaimana beberapa pendapat, bahwa: “Proses dalam pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.[3]Proses
pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan nomal di sekolah yang
didalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran.
Komponen-komponen itu dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu guru,
isi atau materi pelajaran, dan siswa”.[4]
Pengertian standar proses pembelajaran dapat dilihat pada peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 2013 pada pasal 1 ayat 1 bahwa: “Standar Proses adalah
kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.”[5]Dalam
pembelajaran tidak lepas dari tiga komponen yang saling mendukung yaitu guru,
siswa dan lingkungan belajar. Pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah
proses interaksi antara guru, siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan sumber
belajar. Tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Berdasarkan penjelasan diatas pengertian pengembangan program
pembelajaran bahasa Arab adalah suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau
cara yang baru terkait perencanaan kesatuan unit kegiatan yang berkesinambungan
dalam proses pembelajaran bahasa Arab, yang memiliki tujuan yang telah
ditetapkan yang berasal dari standart kompetensi.
B.
Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran
bahasa Arab bagi non Arab dimulai dari pertama kali pada abad k-17,
pembelajaran dengan berbagai karakteristiknya serta motivasi mempelajarinya di
kalangan masyarakat non Arab tetap saja
memiliki banyak kenndala dan problematika yang dihadapi karena bahasa Arab tetap bukanlah bahasa yang
mudah untuk dikuasai secara total. Problematika yang biasanya muncul dalam
pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab
terbagi kedalam dua bagian, problematika
linguistik dan non linguistik.[6]
Termasuk problematika linguistik ialahfonologi (‘ilm
al-Ashwat), morfologi (‘ilm al-Sharf), sintaksis (‘ilm al-Nahwi),
dan semantik (‘ilm al-Ma’ani).
Sementara yang termasuk problem non linguistik
yang paling utama adalah yang menyangkut perbedaan sosiokultural masyarakat Arab dengan masyarakat non Arab.
Berikut penjelasan problematika aspek linguistik yaitu:
1. Aspek Fonetik
Aspek fonetik adalah ilmu yang mempelajari cata pengucapan, penyampaian dan
penghasilan bahasa sebagai sebuah karakter umum yang terdapat dalam semua
bahasa.[7]
Fonetik sebagai salah satu bidang ilmu yang membahas bunyi tertentu, dimana
bunyi tersebut diselidiki dalam bentuk pelafalannya dan menurut sifat-sifat
akuistiknya. Sedangkan ilmu fonologi meneliti bunyi bahasa tertentu menurut
fungsinya.
Sebagai contoh perbedaan bahasa Arab dengan bahasa Ibu dapat dilihat dari
fonem “ أ “ hamzah ( a ) bahasa Indonesia dengan
“ ع “ ‘ain ( ‘a ) dalam bahasa Arab,
kedua fonem tersebut membedakan makna, seperti pada kata “ امل ” dengan kata “ عمل
”. Dimana orang Arab tidak pernah mengucapkan dua bunyi tersebut.
Dalam bahasa Indonesia terdapat juga huruf yang tidak ada dalam bahasa
Arab, seperti C, G, P, V, dan berbagai fonem, seperti CH, NG, NY.
Perbedaan-perbedaan tersebut, ternyata menimbulkan kesulitan bagi pelajar untuk
mempelajari bahasa Arab. Maka dalam hal ini seorang pengajar harus dapat
mengimbangi kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga tidak menimbulkan kesan
bahwa bahasa Arab sulit dipelajari.
2. Aspek Morfologi
Ilmu ini merupakan bagian dari sintaksis yang mempelajari morfem. Dalam
bahasa Arab ilmu ini disepadankan dengan علم الصـرفyang
mencakup tashrif dan isytiqaq, dimana tashrif ini ada pada isytiqaq, sementara
istiqaq tidak bererti tasfrif, tetapi hasil isytiqaq dapat ditashrif. ‘Ilm
al-sharf adalah ilmu yang membahas bentuk kata bahasa Arab baik dari segi
konstruksi atau format “bina” suatu lafaz untuk mengetahui prinsip-prinsip
huruf, perubahan, pembuangan/penghapusan, penukaran dan kesempurnaan.[8]
Lebih jelasnya perbedaan morfologi
dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia dapat dilihat, bahwa proses pembentukan
kata dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan penambahan kata, seperti kata
“tulis”; akhiran (sufiks) dalam kalimat Ali menulis tulisan; imbuhan (prefiks),
seperti “di” pada kalimat Tulisan ditulis; sisipan (infiks), seperti
“le” pada kalimat Bumi menggeletar, serta pengulangan kata dalam kalimat Ali menulis-niliskan
pensilnya.
Sementara dalam bahasa Arab perubahan dan pembentukan katanya dilakukan
dangan pengubahan kata dasarnya kepada beberapa bentuk sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ada atau juga sering disebut dengan isytiqaq (derivation),
yaitu membentuk kata baru dari akar kata yang sama dan mempunyai saling
keterkaitan makna. Maka dalam hal ini seorang guru tidak mesti harus memberikan
secara keseluruhan, tetapi dapat dilakukan dengan pembelajaran yang intensif
seperti yang dilakukan di berbagai pesantren dan lembaga pembelajaran bahasa
Arab pada masa klasik, sehingga tidak meninggalkan kesan perubahan tersebut
membawa kepada kesulitan dan kebosanan mempelajari bahasa Arab.
3. Aspek Sintaksis
Dalam bahasa Arab ilmu ini dikenal dengan “ilm al-Nahwi/Qawa’id, dimana ilmu
ia mempelajari bagaimana pemakaian kata dalam kalimat, pembentukan susuna
kalimat dengan tepat dan benar.[9]
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam bahasa juga menjadi sebuah fenomena
yang sangat sulit sekali dalam mempelajari bahasa Arab, karena terdapatnya
perbedaan yang signifikan antara struktur kalimat (jumlah) dalam bahasa Arab
dengan bahasa Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari penjelasan di bawah
ini:
a. Segi ‘Irab, dimana ilmu ini membidangi tentang harakah akhir kata, seperti
kata مقعد, dimana kata ini bisa di baca rofa’,
kasrah, dan nashab, sesuai dengan posisinya dalam kalimat. Disamping itu pada
bagian pertama harus ada persesuaian kata demi kata, dimana antara predikat (fi’il)
dengan subyek (fa’il) harus sesuai. Demikian juga pada mudzakkar sama
mudzakkar dan muannats sama muannats, serta berlaku pada bilangan, bila
mubtada’nya mufrad maka khobarnya harus mufrad dan seterusnya.
b. Segi struktur kalimat, dimana dalam bahasa Arab dikenal dua bentuk jumlah,
yaitu verbal (jumlah fi’liyah) dan nominal (jumlah ismiyah). Sedangkan
bahasa Indonesia hanya mengenal kalima nominal “kamu siswa yang cerdas” (أنت طالب ذكى), hal ini tidak menimbulkan kesulitan.
4. Aspek Semantik
obyek semantik yakni makna berada diseluruh atau semua tataran dengan
bangunan-bangunan yang ada, yaitu berada dalam tataran fonologi, morfologi dan
sintaksis.
Dalam bahasa Arab istilah ini dikenal dengan علم
المعنى atau علم الدلالة . Semantik adalah
bagian dari linguistik yang mempelajari teori makna. Secara umum semantik
mempelajari arti menurut aspek kata dan kalimat, tetapi dalam batas sosial
tertentu
Dalam mempelajari semantik, perlu kiranya kita mengetahui tentang idiomatik
bahasa Arab yang secara khusus belum dijumpai sampai sekarang. Karena tanpa
ilmu ini orang akan bisa salah mengartikan kalimat dalam bahasa Arab, seperti
kata قضـى sering hanya di artikan memutuskan
atau menghukum. Padahal artinya bermacam-macam menurut konteksnya, seperti pada
kalimat قضـى الاسـلام بـتنظيم المجتمع
artinya menghendaki.
Pergeseran makna seperti yang disebutkan di atas, dapat menimbulkan
kesulitan bagai pembelajar untuk menentukan makna suatu kata yang sebenarnya
(antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia) ketika mereka ingin menerjemahkan
kata tersebut, apalagi kata tersebut mengandung idiomatik dan kata yang
diadopsi dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia.[10]
5. Faktor Sosio-kultural
Problem yang mungkin muncul ialah bahwa ungkapan-ungkapan , istilah-istilah
dan nama-nama benda yang tidak terdapat dalam bahasa indonesia tidak mudah dan
tidak cepat dipahami oleh pelajar indonesia yang sama sekali belum mengenal
sosial dan budaya bangsa Arab.
6.
Faktor buku ajar
Buku ajar yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip penyajian materi bahasa Arab sebagai
bahasa asing akan menjadi problem tersendiri dalam pencapaian tujuan
prinsip-prinsip tersebut antara lain seleksi, gradasi, dan korelasi.
7. Faktor lingkungan sosial
Belajar bahasa yang efektif adalah membawa pelajar kedalam lingkungan
bahasa yang dipelajari. Dengan lingkungan tersebut setiap pelajar akan dipaksa
untuk menggunakan bahasa tersebut sehingga perkembangan penguasaan bahasa yang
dipelajarinya relatif lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak ada
dilingkungan bahasa tersebut. Hal ini karena lingkungan akan membuatnya
terbiasa menggunakan suatu bahasa secara terus menerus untuk menyampaikan
maksud dan tujuan dalam hatinya.[11]
C.
Pengembangan Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab
Inovasi
dimaksudkan di sini ialah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif,
berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam
pendidikan.[12]
Inovation atau yang sering diartikan sebagai
inovasi dapat diterjemahkan sebagai pembaharuan terhadap sesuatu atau penemuan
sesuatu yang baru. Kata inovasi sering dipakai dalam hal yang berkaitan dengan
penemuan, karena hal yang baru itu merupakan hasil penemuan. Penemuan itu dapat
digunakan untuk menterjemahkan kata “discovery” dan “invention”.[13]
Inovasi juga sering dikaitkan dengan modernisasi, karena keduanya sama-sama
membicarakan tentang pembaharuan. Inovasi dapat mengandung arti penemuan
terhadap sesuatu yang baru, baik hal yang baru itu memang sudah ada sejak lama
namun baru diketahui atau hal tersebut dulunya tidak ada dan sekarang menjadi
ada (dari yang tidak ada menjadi ada).[14]
Kebaruan pembelajaran merupakan suatu proses
perubahan atau pembaharuan dalam sistem pembelajaran dimana pembelajaran yang
telah ada dibarukan menjadi baru. Sebagai contoh sistem pembelajaran sebelumnya
menerapkan sistem catur wulan dalam kurikulum pembelajarannya dan sekarang
dibarukan menjadi sistem semester. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang
mendasar mengenai istilah-istilah diatas, semua definisi di atas menyatakan
bahwa inovasi ialah suatu ide atau barang buatan manusia yang diamati sebagai
sesuatu yang baru bagi sekelompok masyarakat yang dapat berupa diskoveri maupun
invensi dan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti halnya bahawa
program pembelajaran juga ada inovasi.
Inovasi progam pembelajaran bahasa Arab sama dengan pengembangan
program materi pelajaran yang lain yaitu meliputi program tahunan, program semester, silabus pembelajaran, dan rancangan
program pembelajaran.
1.
Program
Tahunan
Perencanaan ini berfungsi sebagai rencana jangka panjang
(general long-rang planning) untuk sekolah. Disusun berdasarkan kurikulum
yang memberikan bahan-bahan tentang pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan bagi murid pada setiap kelas/tingkat. Setiap Kurikulumberisikan
pokok-pokok pelajaran. Kalau kurikulum belum teruraikan maka sebaiknya guru
berusaha membuat uraiannya dalam bentuk suatu rencana tahunan, untuk setiap
mata pelajaran.
Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penetapan
alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum
seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan
alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa.[15]
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu
tahun dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini
perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai,
karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program
berikutnya, yakni program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus
dan sistem penilaian komponen-komponen program tahunan meliputi
identifikasi(satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran) standart
kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu dan keterangan.[16]
2.
Program
Semester
Semester adalah satuan waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program
pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam semester ituialah kegiatan tatap
muka, praktikum, keraja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai
kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Program semester
berisikangaris-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan
dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari
program tahunan.[17]Pada
umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak
disampaikan, waktu yang direncanakan, danketerangan-keterangan.[18]
3.
Silabus Pembelajaran
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai
“garis besar, ringkasan, ihktisar, atau pokok-pokok isi atau materi
pelajaran”.Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis
memuatkompenen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan
kompetensi dasar.
4.
RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Rencana
pengajaran terdiri dari sejumlah komponen yang jika dipadukan memberikan garis
besar atau panduan bagi penyampaian pengajaran efektif kepada para
pengajar.[19]RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai KD. Setiap guru pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif,inspiratif, dan menyenangkan.
BAB III
ANALISIS
Tahap perencanan merupakan langkah awal dalam pengembangan suatu program.
Perencanaan program yang dilaksanakan secara konprehensip, tentunya akan
mencapai sasaran program dan pengembangannya. Pada tahap pengembangan program
seharusnya dipersiapkan sumber daya pendukung program pembelajaran bahasa Arab.
Sumber daya ini diperlukan agar implementasi program pembelajaran bahasa Arab
dapat terlaksana dengan optimal. Sumber daya pendukung program meliputi sumber
daya bahan dan manusia.
Sumber daya bahan meliputi kurikulum, perangkat pembelajaran dan
bahan ajar. Dan faktanya, kurikulum pembelajaran bahasa Arab di indonesia
ditemukan tingkat kompleksitas kurikulum yang tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari struktur standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada pada
masing-masing kelas. Bahan ajar yang digunakan untuk pembelajaran bahasa Arab
dari madrasah dengan kompleksitas tinggi, bahkan kurang memperhatikan psikologi pertumbuhan siswa. Dari sisi ini
guru harus mengembangkan program pembelajaran yang digunakan untuk
mengimplementasikan bahasa Arab agar bisa sampai pada tujuan pembelajaran.
Problematika yang menonjol pada pembelajaran bahasa Arab secara
profesional kurang sesuai dengan keahlian pendidik yang dimiliki. Hal ini dalam
implementasi pembelajaran bahasa Arab, guru bahasa Arab harus kreatif dan
inovatif dalam pembelajarannya.
قائمة
المفردات
Pengembangan
|
التطوير
|
Program
|
البرنامج
|
Pembelajaran
|
التعلم
|
Problem
|
المشكلة
|
Inovasi
|
الإبتكار
|
Proses
|
العملية
|
Interaksi
|
التفاعل
|
Komponen
|
المكوّن
|
Standar
|
المعيار
|
Unit
|
الوحدات
|
StandarKompetensi
|
معيار
الكفاءة
|
KompetensiDasar
|
الكفاءات
الأساسية
|
Fonologi
|
علم
الأصوات
|
Morfologi
|
علم
الصرف
|
sintaksis
|
علم
النحو
|
semantik
|
علم
المعانى
|
Derivasi
|
الإشتقق
|
Sosio-Kultural
|
الاجتماعية
والثقافية
|
Program Tahunan
|
البرنامجالسنوي
|
Kurikulum
|
المناهج
الدراسية
|
AlokasiWaktu
|
تخصيصالوقت
|
Program Semester
|
برنامج
المرحلة
|
Silabus
|
مخطط
منهج الدراسي
|
RPP
|
خطةالدرس
|
DAFTAR PUSTAKA
al-Jurjani,
Al-Syarif Ali bin Muhammad.Kitab
al-ta’rifat. Bairut: Dar
al-Kutub al-:ilmiyah
al-Tunji,
Muhammad, dkk. 1993. Al-mu’jam al-mufashshal Fi ‘Ulum al-Lughah
(al-Lisaniyah. Bairut: Dar al-Kutub Al-Islamiyah,
Arikunto,Suharsimi.
1988.Penilaian program pendidikan. Jakarta:
PT. BINA AKSARA
Babaty,
Azizah Fawwal.1992.Al-Mu’jam al-Mufashshal fi Al-Nahwi
al-‘Araby. Bairut: Dar al-Kutub al-Islamiyah
Hamalik,Umar. 2004.Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Rosdakarya
Hermawan,
Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Rosdakarya
Irawan,
Kurikulum Berbasis Masyarakat, dalam
http://dheo-education.blogspot.com/2008/05/kurikulum-berbasis-masyarakat.html,
tanggal akses 09 Desember 2015
Kusumirahayu ira, Menyelami Makna Inovasi, dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/22/menyelami-makna-inovasi/, tanggal
akses 09 Desember 2015
Mulyasa,
E.2008.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa,E.2010.Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Muntasir,M.
Saleh. 1985. Pengajaran Terprogram. Jakarta
: CV Rajawali
Nasution,Syafaruddin-irwan. 2005.Manajemen
Pembelajaran. Jakarta: Quantum
Teaching
Peraturan
Pemerintah RI, Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan Nasional Perubahan atas PP No. 19 tahun 2015
Sanjaya, Wina. 2010. PerencanaandanDesainSistemPembelajaran.
Jakarta: Kencana
Setiawan,Ebta.Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Aplikasi: KBBI
V.11
Sumiati, dkk. 2009.Metode
pembelajaran Rumpun Pembelajaran Efektif. Bandung:
Wacana Prima
Sutopo,
Hendayat, dkk. 1993.Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan.Jakarta:
Bumi Aksara
Wafi,Ali
Abdul Wahid.Figh Lughah. Kairo:
Dar al-Nahdhah, t.th
[1]Hendayat Sutopo, Westi Soemanto, Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum Sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1993), hlm. 45
[2] Suharsimi
Arikunto, Penilaian program pendidikan, (Jakarta: PT. BINA
AKSARA, 1988), hlm.1
[4]Sumiati dan Asra,
Metode pembelajaran Rumpun Pembelajaran Efektif, (Bandung: Wacana Prima,
2009), hlm. 3
[5] Peraturan
Pemerintah RI, Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan Nasional Perubahan atas PP No. 19 tahun 2015
[7]Muhammad
al-Tunji dan Raji al-Asmar, Al-mu’jam al-mufashshal Fi ‘Ulum al-Lughah
(al-Lisaniyah), (Bairut: Dar al-Kutub Al-Islamiyah, 1993), hlm. 399
[8]Azizah Fawwal
Babaty, Al-Mu’jam al-Mufashshal fi Al-Nahwi al-‘Araby, (Bairut: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1992), hlm. 573
[9]Al-Syarif Ali
bin Muhammad al-Jurjani, Kitab al-ta’rifat, (Bairut:
Dar al-Kutub al-:ilmiyah, 1988), hlm. 240
[10] Ali Abdul
Wahid Wafi, Figh Lughah, (Kairo: Dar al-Nahdhah, t.th), hlm. 8-9
[11] Acep Hermawan,
Metodologi..., hlm. 106-107
[13]Kusumirahayu ira, Menyelami Makna Inovasi, dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/22/menyelami-makna-inovasi/, tanggal
akses 09 Desember 2015
[14]Irawan, Kurikulum Berbasis Masyarakat, dalam
http://dheo-education.blogspot.com/2008/05/kurikulum-berbasis-masyarakat.html,
tanggal akses 09 Desember 2015
[15]WinaSanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm.52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar